Cara Praktis Beternak Cacing Tanah / Lumbricus sp.
Salah satu kunci sukses dalam memelihara ikan sidat adalah dengan cara
beternak cacing sendiri, baik itu cacing sutra untuk pembesaran glass
eel maupun beternak cacing tanah. Khusus untuk cacing tanah ini yang
paling mudah dan sekaligus mempunyai harga jual yang cukup tinggi jika
dijadikan tepung cacing maupun dijual hidup adalah jenis cacing
Lumbricus sp. Seperti kita ketahui bahwa bibit ikan sidat tangkapan alam
seringkali kondisinya tidak bagus, dikarenakan banyak sebab. Tentu saja
setelah tiba pada pembudidaya dan masuk ke kolam budidaya maka masalah
berikutnya adalah tingkat kematian yang cukup tinggi dan sidat tidak mau
makan. Nah salah satu solusinya setelah hal-hal lainnya dilakukan
adalah melatih ikan sidat mau makan dengan cacing tanah atau dengan
cacing lumbricus. Karena itu sangatlah membantu jika kita sudah
memelihara cacing sendiri. Dengan memakan cacing maka kondisi ikan sidat
akan cepat pulih dan berikutnya mudah untuk dilatih memakan makanan
lainnya. Berikut cara praktis memeliharanya.
- Media Budidaya Cacing Lumbricus
Persiapan pertama dalam budidaya cacing lumbricus adalah media atau tempat dimana
cacing ini hidup dan berkembang biak. Media untuk perkembangbiakan cacing ini haruslah mempunyai syarat-syarat sbb :
Syarat Media Cacing.
- Bahan organik yang remah,
artinya media haruslah longgar dan tidak mudah menjadi padat
karena dalam masa pemeliharaannya akan ditambahkan pakan cair dan
juga media baru secara periodik. Disamping selama hidupnya cacing
akan mengeluarkan kotoran berupa butiran kecil-kecil seperti tanah.
Kotoran cacing dan pakan cair ini setelah beberapa waktu akan
membuat media jadi basah, becek dan menggumpal, sehingga dapat
menghambat pertumbuhan cacing dan jumlah telur yang menetas. Oleh
karena itulah diperlukan media yang remah, longgar, tidak mudah
menggumpal, hangat, meskipun akhirnya media tersebut akan dimakan
cacing dan terurai tetapi prosesnya berjalan sangat lama, sekitar
2-3bulan. Disamping itu kelonggaran media ini sebagai sirkulasi udara
dan agar cacing bisa bebas bergerak kemana saja. Satu hal lagi
keuntungan jika media cacing yang longgar adalah, anakan cacing
yang nantinya menetas masih bisa mendapatkan asupan pakan karena
pakan yang akan diberikan berupa cair, cairan pakan ini akan
meresap turun sehingga bisa dimakan anakan cacing, tanpa harus naik ke
permukaan. Maka nantinya setelah ditambahkan media baru secara
periodik, anakan cacing tetap bisa berkembang dan besar di lapisan
bawah, sehingga cacing tidak berkumpul dipermukaan edia saja,
tetapi juga bisa hidup dan berkembang dilapisan bawah media.
- Hangat.
Salah satu persyaratan agar telur bisa menetas adalah suhu yang
hangat dan stabil. Suhu yang hangat dan stabil inilah yang nantinya akan
membantu telur cacing yang berada di dalam media bisa matang dan
menetas pada waktunya. Jika media dingin maka percuma saja meskipun
banyak telurnya karena tidak akan menetas. Kehangatan media
terjadi akibat proses fermentasi dan penguraian bahan organik yang
berlangsung terus menerus di dalam tumpukan media. Inilah salah
satu fungsi pemberian probiotik pada pakan.
- Lembab.
Persyaratan lain bagi media hidup cacing lumbricus adalah kelembaban
media yang terjaga, artinya media dapat menyimpan air dan
menjadikannya lembab tetapi karena longgar dan berpori-pori maka
kelembabannya bisa berkurang. Kelembaban ini terjadi karena secara
rutin diberikan pakan cair, dan kalaupun pakan cair ini berlebihan
maka akan cepat meresap ke bawah dan bisa mengalir keluar melalui
paralon di bagian dasar yang berfungsi sebagai sirkulasi udara
sekaligus sebagai peresapan air. Bahkan sewaktu-waktu media cacing
harus juga disiram, untuk mempertahankan kelembabannya.
- Bahan organik.
Tentu saja syarat utama dari media cacing harus terdiri dari bahan
organik, inipun dipilih dari bahan yang mudah lapuk dan terurai,
karena nantinya media ini setelah dipanen akan berfungsi sebagai
media tanam atau kompos.
Agar media yang
dipergunakan untuk memelihara cacing bisa maksimal fungsinya, disamping
sebagai media tetapi nantinya juga akan hancur setelah lunak dan bisa
dimakan cacing, maka kita harus mempersiapkan terlebih dahulu media yang
cocok untuk itu. Adapun bahan-bahan yang sebaiknya disiapkan sebagi
media cacing adalah, sbb :
Bahan Media Cacing.
•
Tai gergaji atau bekas baglog jamur
yang sudah dibuang. Yang paling bagus adalah baglog bekas jamur karena
teksturnya sudah lunak dan tidak mengalami pembusukan lagi, sedangkan
jika memakai tai gergaji maka pilihlah yang sudah agak lapuk karena jika
masih baru teksturnya kasar dan tidak disukai cacing, bisa melukai
kulitnya.
•
Pupuk kandang. Pupuk yang dipakai
bisa berasal dari sapi, kambing/domba, ayam dll. Pilihlah yang sudah
matang agar nantinya media tidak terlalu panas karena proses pembusukan
dan kandungan gas amoniaknya yang cukup tinggi, sangat tidak disukai
cacing. Cacing akan keluar meninggalkan media jika masih panas dan
mengandung amoniak yang tinggi.
•
Batang pisang.
Pilihlah batang pisang yang sudah membusuk karena akan menjadi tempat
bersarang yang bagus bagi cacing, tetapi jika memang tidak tersedia maka
bisa menggunakan batang pisang yang baru. Potong- potonglah batang
pisang dan kemudian dijemur ±3hari agar layu.
•
Bahan organik
lainnya. Disamping ketiga bahan tadi yang wajib ada, maka bisa
ditambahkan bahan-bahan organik lain yang ada di sekitar kita yang
sifatnya agak keras atau lama terurai, yakni : berbagai macam
daun-daunan; limbah sampah dari pasar; eceng gondok; limbah dari lahan
pertanian seperti jerami, rerumputan, tongkol dan batang jagung, bekas
tanaman kedelai, kacang hijau, dll. Semua bahan ini hendaknya dirajang
dulu untuk memudahkan proses pengomposan dan agar mudah tercampur merata
dengan bahan-bahan yang lain.
Itulah beberapa bahan untuk media
cacing yang sudah terbukti bagus dipergunakan dan mendukung
perkembangbiakan cacing. Untuk komposisinya, bahan-bahan tersebut bisa
dicampur bebas. Khusus untuk kotoran sapi dan kotoran ternak lainnya
atau bahan lain yang masih dalam proses fermentasi/pembusukan sebaiknya
dalam jumlah tidak lebih dari 25%. Misalnya saja ampas tebu; limbah
kelapa sawit; onggok ubi kayu, ampas tahu, ampas pabrik kecap, sisa
tempe dll (ke-empat bahan terakhir ini lebih bagus untuk pakan cacing).
Hindari pemakaian bahan-bahan yang mengandung zat kimia. Setelah semua
bahan tersebut terkumpul dan telah dihancurkan atau dirajang dulu,
selanjutnya diaduk sampai merata dan kemudian siap difermentasi,
dijadikan kompos setengah matang/tidak terlalu lapuk.
Cara Fermentasi Media Cacing :
Siapkanlah
semua bahan yang bisa dikumpulkan sesuai dengan yang terdapat di
sekitar lokasi masing-masing. Setelah dihancurkan, dicampur merata dan
kemudian difermentasi. Caranya adalah sbb :
- Siapkan terlebih dahulu bahan-bahan untuk dekomposternya, yakni :
- bakteri pengurai... 1liter , sebaiknya memakai hasil ternak sendiri
- molase/tetes.......... 2liter , bisa diganti gula merah/air tebu
- air kelapa.............. 5liter
- air cucian beras..... 2liter
Semua
bahan diaduk dan siap dipergunakan. Campuran ini bisa dipergunakan
untuk sekitar 1ton bahan organik. Usahakan bahan-bahan tersebut tersedia
lengkap agar proses fermentasinya berjalan cepat dan hasilnya bagus.
Jika sulit, setidaknya ada biang bakteri dan air cucian beras sebagai
pengencer dan makanan bakterinya.
- Hamparkan campuran
bahan-bahan organik tersebut diatas tanah yang teduh, setinggi ±
20-25cm (tidak termasuk batang pisang yang sudah lapuk). Siramkan
campuran dekomposter tadi ke atas tumpukan media sambil diaduk.
Setelah itu tutuplah media dengan terpal atau karung beras dan
biarkan selama 3-4hari.
- Pada hari ke-empat tumpukan media
dibongkar, diaduk dan dibalik. Biarkan kurang lebih 30menit agar
gas-gas yang ada bisa keluar, setelah itu ditutup dan dibiarkan
3hari lagi. Tujuan pembongkaran ini agar suhu di dalam media tidak
terlalu panas karena malah bisa menghambat/membunuh bakterinya.
- Setelah
proses fermentasi selesai pada hari ke 7, aduklah kembali dan
biarkan diangin anginkan selama 2-3hari, agar sisa gas amoniak yang
ada bisa menguap.
- Setelah media fermentasi ini jadi dan telah
dingin bisa dimasukkan ke dalam kolam untuk budidaya cacing.
Masukkan setebal 20cm saja bersamaan dengan batang pisang yang
sudah lapuk tetapi telah dipotong-potong dulu.
- Bibit/indukan
cacing sudah bisa disebar ke atas media, minimal diperlukan 1kg
cacing per m² lahan. Setelah bibit cacing dimasukkan tunggulah
beberapa saat, apabila semuanya mau masuk ke dalam media maka
berarti media tersebut telah sesuai dengan kondisi yang dikehendaki
oleh cacingnya. Apabila cacing tidak mau masuk ke dalam media,
berarti ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya, bisa karena media
terasa kasar bagi kulit cacing atau karena media masih terasa panas
dan masih mengandung amoniak hasil pembusukan/proses fermentasi
blm sempurna. Bisa juga karena ternyata di dalam media telah
dipakai bersarang bagi semut merah. Satu hari kemudian barulah kita
beri pakan, karena jika tidak diberi makan maka media ini akan
habis dimakan cacing, padahal tujuannya adalah sebagai media saja
sedangkan pakan telah disiapkan tersendiri yang mengandung gisi
lebih baik.